Minggu, 22 Mei 2011

Zakat dan Kesehatan Mental

Zakat dan Kesehatan Mental


Oleh Ustadz Harmuzi, S.Ag

Indahnya ibadah dalam Islam, tidak hanya berkenaan dengan hubungan kita dengan Pencipta, tetapi juga erat hubungannya dengan kesejahteraan jiwa diri kita sendiri. Mengapa, misalnya, kita diperintahkan untuk shalat, berpuasa, dan bersedekah? Alasan yang dapat kita pahami adalah ibadah yang kita jalankan untuk Allah mengandung manfaat bagi diri dan orang-orang di sekitar kita. Salah satu ibadah wajib yang akan kita bahas di sini adalah zakat.

Tahukah anda tentang rahasia zakat?
Zakat adalah sedekah yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim. Zakat yang sering kita kenal adalah zakat fitrah yang dikeluarkan selama Ramadhan. Selain itu ada zakat lainnya yang sering luput dari pandangan kita, misalnya zakat profesi.
Sebagai ibadah, zakat tidak hanya berkontribusi pada kemakmuran umat Islam karena menyentuh langsung perekonomian umat, tetapi juga bermanfaat bagi keselamatan dan kesejahteraan jiwa pemberinya. Allah SWT berfirman, "Ambillah sedekah dari sebahagian harta mereka, dengan sedekah itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka." (QS 9:103)
Manfaat psikologis yang bisa kita rasakan dengan berzakat, seperti mengingatkan diri kepada Allah, Sang Maha Pemberi Rezeki, menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela, seperti serakah, kikir, dan sombong, dan menghilangkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.
Saat ini dunia dilanda banyak kesusahan. Tuntutan hidup yang semakin besar, kompetisi dengan sesama untuk dapat tetap bertahan, meningkatnya individualisme, jarak yang semakin besar antara si kaya dan miskin, dan melemahnya dukungan sosial… semua itu berkontribusi pada terjadinya berbagai masalah sosial yang berdifat patologis. Yang sering kita temui adalah meningkatnya penderita gangguan mental (mental disorder), koruptor, pelaku kejahatan, dan pengguna narkoba yang semua itu dilatarbelakangi oleh ketidaktenangan jiwa karena adanya penyakit dalam hati mereka. Iri hati pada orang lain, serakah dan kikir atas harta yang dimiliki, cinta dunia, tidak bersyukur, tidak ikhlas dan sabar menghadapi cobaan hidup, perasaan tidak aman karena ancaman orang lain, dan berbagai masalah hati lainnya, semuanya melatarbelakangi terjadinya mental yang sakit.
Solusi atas masalah itu telah ada di depan mata kita, yaitu dengan berzakat.
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensuckan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. (QS At Taubah: 103)
Zakat mensucikan diri kita dari penyakit-penyakit yang mengotori hati kita. Zakat mengajarkan kita untuk tidak cinta dunia, serakah dan kikir. Zakat melembutkan hati kita untuk peka pada sesama yang membutuhkan uluran tangan dan membuat kita bersyukur atas apa yang Allah Berikan sebagai rezeki. Mereka yang menerima zakat kita pun merasa bahagia, mereka besyukur pula dan senantiasa mendoakan kita. Sebagian harta kita yang menjadi hak mereka sudah kita berikan, ini tentu memberikan keselamatan bagi jiwa dan harta kita dari orang-orang yang ingin mendapatkan hak mereka dengan cara yang tidak benar. Inilah penjagaan dan pertolongan Allah karena kita menolong agama-Nya.